11 Contoh Ekstraksi Cair dan Padat Serta Penjelasannya

Diposting pada

Contoh Ekstraksi Cair dan Padat

Di dalam penerapan kimia kita dapat mengenal beberapa jenis larutan, umumnya larutan berasal dari zat dengan bentuk cairan. Larutan adalah penggabungan dari dua macam komponen dengan ciri khas masing-masing. Zat pelarut berbentuk cair sementara zaat terlarut tidak selalu dalam bentuk cair.

Ketika dari suatu larutan terdapat dalam jenis zat kimia yang tidak lagi diinginkan, maka dapat dilakukan metode ekstraksi. Yaitu metode pemisahan zat yang didasari pada perbedaan kelarutan antara dua cairan yang berbeda dalam kondisi tidak larut. Umumnya terjadi pada air dan pelarut organik lain.

Ekstraksi

Ekstraksi merupakan proses pemisahan dari satu atau beberapa zat. Dalam kondisi larut atau yang tidak dapat larut dengan bantuan bahan pelarut. Ekstraksi terjadi karena beberapa faktor, diantaranya temperatur udara, ukuran partikel yang akan diekstrak, bahan pelarut, serta teknik yang digunakan.

Ekstrasi juga dapat diartikan sebagai pemisahan zat target dan zat yang tidak lagi berguna. Biasanya zat terlarut yang dieksrtraksi bersifat tidak larut atau hanya sedikit larut

Metode ekstraksi sangat bermanfaat pada industri makanan dan industri farmasi. Salah satu contohnya adalah pembuatan gula dari ekstrak tebu dengan air sebagai bahan pelarut. Hasil produksi dari proses ekstrak tersebut banyak dimanfaatkan pada kehidupan sehari-hari untuk masakan atau makanan.

Berdasarkan pada proses dilakukannya ekstraksi, terdapat tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

  1. Estraksi pelarut (cair-cair)
  2. Leaching (estraksi padat-cair)
  3. Ekstraksi super kritis

Ekstraksi juga dibedakan berdasarkan cara pengolahan yang bergantung pada suhu. Jenis-jenisnya terbagi menjadi dua, diantaranya;

Ekstraksi dengan cara dingin

Melalui cara ini tidak terdapat proses pemanasan selama ekstraksi berlangsung. Tujuan dari ekstraksi cara dingin adalah untuk menghindari rusaknya senyawa akibat dari pemanasan. Selanjutnya akan dibahas lebih lanjut contoh dari esktraksi cara dingin yaitu maserasi dan perkolasi.

Ekstraksi dengan cara panas

Berkebalikan dengan cara dingin, ekstraksi cara ini membutuhkan dan melibatkan panas selama prosesnya. Adanya panas akan mempercepat proses ekstraksi oleh pelarut terhadap bahan nabati jika dibandingkan dengan cara yang dingin.

Akan dibahas lebih lanjut mengenai ekstraksi dengan cara panas, contohnnya adalah refluks, sokletasi, dan juga infus/dekokta.

Contoh Ekstraksi Cair dan Padat

Berikut contoh dari ekstraksi yang melibatkan benda padat dan cair pada prosesnya :

  1. Ekstraksi Cair ketika Pembuatan Teh

Pembuatan teh adalah salah satu contoh proses ekstraksi pada kehidupan sehari-hari. Teh yang biasanya kita minum merupakan campuran dari pelarut yaitu air dengan daun teh kering. Teh dapat tercampur dengan air pada suhu yang tinggi.

Hasil dari pencampuran teh adalah ekstraksi dari senyawa tannin, theobromine, polyphenol, dan kafein. Kafein inilah yang menghasilkan warna cokelat kemerahan pada larutan teh.

  1. Ekstraksi pada Bubuk Herbal

Ekstraksi yang terjadi pada pembuatan bubuk herbal lebih rumit jika dibandingkan ekstraksi pada teh. Bubuk herbal atau bubuk jamu terbuat dari daun tanaman pertama yang direbus dengan air. Senyawa yang berguna bagi tubuh akan larut di dalam air.

Setelah itu dilakukan pemisahan pada serat daun dengan campuran, dan hanya diambil jusnya saja. Kemudian air yang mengandung senyawa bermanfaat dikeringkan dan diawetkan dalam bentuk bubuk. Sementara itu para ahli biasa mengganti air sebagai pelarut dengan senyawa jenis lain, misalnya benzena, etanol, atau metanol.

  1. Maserasi

Metode maserasi berasal dari bahasa latin yang berarti merendam. Maserasi adalah salah satu metode ekstraksi bahan nabati dengan sediaan cair. Cara pembuatannya yaitu dengan merendam bahan tersebut dengan pelarut non polar (pelarut selain air) atau setengah air. Pelarut yang biasa digunakan yaitu etanol encer.

Maserasi umumnya menggunakan bahan non air atau non polar sebagai. Ketika bahan nabati direndam,  maka cairan akan menembus ke dinding sel lalu masuk ke bagian sel yang penuh dengan zat aktif. Akibat adanya perbedaan konsentrasi pada bagian dalam dan luar sel, maka akan muncul gaya difusi. Kondisi ini akan menunjukkan bahwa proses ekstraksi telah selesai.

  1. Digesti

Digesti adalah cara ekstraksi dengan pamanasan lemah, yaitu sekitar suhu 400-500 derajat celcius. Metode ekstraksi ini hanya dapat digunakan pada bahan nabati yang zat aktifnya tahan akan pemanasan. Dengan adanya pemanasan, pada metode digesti terdapat keuntungan diantaranya :

  1. Kekentalan bahan pelarut berkurang, sehingga meminimalisir terbentuknya lapisan batas
  2. Koefisien difusi perbandingannya lurus terhadap suhu, akan tetapi berbanding terbalik terhadap kekentalan
  1. Sokletasi

Sokletasi adalah salah satu metode ekstraksi atau pemisahan senyawa yang ada pada zat padat dengan cara penyaringan yang dilakukan berulang. Metode ekstraksi ini menggunakan zat pelarut tertentu agar komponen yang diinginkan akan terpisah dengan sempurna.

Melalui penyaringan yang dilakukan secara berulang-ulang, sokletasi hanya membutuhkan bahan pelarut dalam jumlah sedikit. Sehingga hasil yang didapat akan sempurna. Jika proses ekstraksi telah selesai, pelarutnya akan dibiarkan hingga menguap. Dari proses tersebut akan menyisakan zat tersari hasil dari penguapan.

  1. Perkolasi

Bahan nabati yang akan diekstraksi disebut juga dengan simplisa. Dengan metode perkolasi simplisa akan disaring dengan pelarut menggunakan waktu yang cukup lama. Tujuannya adalah agar dapat menghasilkan zat yang berkhasiat yang tahan panas maupun tidak tahan panas.

Cairan yang berperan sebagai pelarut atau penyari dialirkan ke simplisa dari bagian atas ke bawah. Dengan cara tersebut penyari akan melarutkan zat aktif sel yang dilewatinya hingga mencapai keadaan yang jenuh. Gaya yang berperan selama proses perkolasi diantaranya gaya berat, tegangan permukaan, difusi, osmosis, adesi, dan lain-lain.

  1. Refluks

Metode refluks merupakan salah satu cara ekstraksi dari senyawa anorganik. Metode ini digunakan dengan menyintesis senyawa tersebut menggunakan pelarut yang bersifat volatil. Kondisi campuran tadi, apabila dipanaskan maka pelarut akan menguap sebelum reaksi selesai.

Prinsipnya adalah, pelarut akan menguap pada suhu yang tinggi. Akan tetapi selanjutnya pelarut didinginkan dengan kondensor. Sehingga melalui tahapan ini akan terjadi perubahan larutan yang semula berbentuk uap akan menjadi embun. Pada tahapan ini juga dialirkan gas N2 yang berfungsi sebagai penahan uap air ataupun oksigen yang akan masuk.

  1. Infus dan Dekokta

Infus merupakan salah satu cara ekstraksi yang menggunakan sediaan cairan. Cairan ini dibuat dengan cara mengekstraksikan bahan nabati dengan air. Suhu yang dibutuhkan sekitar 90 derajat celcius, dalam waktu kurang lebih 15 menit.

Pembuatan campuran simplisa dengan air harus menggunakan derajat dan waktu yang tepat seperti yang sudah disebutkan di atas. Waktu terhitung mulai ketika suhu sudah mencapai 90 derajat celcius. Lalu dalam keadaan demikian campuran sesekali diaduk.

Dekokta atau dekok adalah sediaan cair yang terbuat dari simplisa dan air pada suhu yang sama dengan infus. Perbedaannya terletak pada waktu yang dibutuhkan, yaitu lebih lama daripada infus sekitar 30 menit. Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang lebih banyak.

  1. Estrasksi Ultrasonik

Ekstraksi dengan metode ultrasonik, memanfaatkan bantuan dari getaran lebih dari 20.000 Hz. Melalui getara ultrasonik ini akan memberikan efek peningkatan pada permeabilitas dinding sel. Sehingga dihasilkan banyak zat yang dapat ditarik oleh pelarut atau penyari.

  1. Destilasi Uap

Pengertian destilasi uap, seperti namanya menggunakan metode  penguapan pada proses ekstraksi. Uap air akan dialirkan pada bahan nabati atau simplisa. Umumnya digunakan pada kandungan simplisa kimia yang bersifat mudah menguap, contohnya minyak atsiri.

Uap air pada proses ekstraksi akan menarik kandungan zat yang ada di dalam simplisa. Selanjutnya uap yang tercampur dengan kandungan zat simplisa akan terkondensasi secara bersamaan. Tahapan ini akan menghasilkan campuran atau ekstrak cair.

  1. Kurkumin

Kurkumin menjadi bukti atas adanya ekstraksi senyawa aktif dari herbal yang khususnya dapat diekstraksi menggunakan pelarut organik. Proses ini sendiri melibatkan penghancuran herbal menjadi bentuk serbuk atau potongan kecil, kemudian perendaman dalam pelarut untuk mengeluarkan senyawa aktif. Setelah itu, pelarut diuapkan atau diuapkan untuk memisahkan senyawa aktif.

Kesimpulan

Dari penjelasan yang telah dikemukakan dapat dikatakan bahwa tkstraksi terjadi pada beberapa jenis bahan, yaitu bahan cair dan bahan padat. Dengan dilakukannya ekstraksi, kedua bahan tersebut akan tercampur menjadi suatu larutan. Selanjutnya larutan akan diperlakukan cara-cara tertentu agar proses ekstraksi berjalan lancar dan menghasilkan bahan ekstrak yang maksimal.

Cara-cara dari ekstraksi bisa dilakukan berdasarkan pada suhu, ekstraksi cara dingin dan ekstraksi cara panas. Sementara itu, metode esktraksi terdiri dari beberapa macam. Masing-masing berbeda sesuai dengan bahan pelarut, suhu, waktu, dan faktor-faktor lainnya.

Itulah tadi artikel yang bisa kami berikan pada segenap pembaca berkenaan dengan pengertian ekstraksi cair dan padat serta contohnya yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bisa memberikan edukasi bagi segenap pembaca sekalian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *