6 Tahapan Kromatografi Kolom dan Prinsip Kerjanya

Diposting pada

Prinsip Kerja Kromatografi Kolom

Kromatografi kolom pada prinsip kerjanya akan senantiasa mempergunakan kolom yang terbuat dari alat gelas atau kaca. Gelas yang menjadi bagian daripada alat laboratorium kimia tersebut senantiasa ditempatkan secara vertikal, dengan demikian zat dapat turun perlahan dengan adanya bantuan gravitasi.

Selain itupula pada tapan berbagai jenis kromatografi kolom yang diperunakan juga dilengkapi dengan keran yang fungsinya untuk mengalirkan fasa gerak atau eluen, dengan begitu dapat ditampung menggunakan wadah misalnya flakon.

Kromatografi Kolom

Kromatografi kolom adalah proses dalam teknik pemisahan dan pemurnian dari suatu campuran. Zat campuran tersebut dapat berbentuk ekstraksi cair dan padat yang tujuan tapan dari proses kromatografi kolom yaitu untuk menghasilkan senyawa organik dan anorganik yang diinginkan dan dibutuhkan secara individu.

Tahapan Kromatografi Kolom

Setidanya ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam proses kromatografi kolom yaitu;

  1. Pemilihan Fasa Gerak dan Fasa Diam

Hal pertama yang harus dilakukan dan dipersiapkan pada kromatografi kolom yaitu pemilihan fasa diam dan fasa gerak. Tahapan awal ini sangat menentukan hasil akhir dari proses kromatografi kolom. Sebab pemiliihan fasa diam dan fasa gerak sangat berpengaruh ketika pemisahan komponen.

Pemilihan fasa gerak dan fasa diam didasarkan pada kepolaran zat yang akan dipisahkan. Biasanya fasa diam digunakan bersifat polar seperti halnya pasir silika gel.

Sementara itu, fasa gerak atau eluen umumnya dilakukan variasi kepolaran untuk menghasilkan pemisahan yang paling optimal. Dalam menjalankan proses kromatografi yang baik, dilakukan eluen dari yang bersifat non polar ke polar, dan sebaliknya polar dan non polar.

  1. Packing Kolom

Tahapan ini sendiri merupakan persiapan dari tahapan kolom, dimana tahapan ini digunakan untuk mempersiapkan kolom dalam fasa diamnya. Tahapan packing kolom terbagi dalam dua macam cara, yaitu cara kering dan basah.

Packing kolom pertama dengan cara kering dilakukan dendan memasukkan fasa diam yang menyerupai pasir silika gel ke dalam kolom langsung sampai penuh. Kemudian diikuti dengan memaskukkan eluen sampai menutupi fasa diam.

Sedangkan pada cara basah, pasir silika atau fasa diam dicampurkan lebih dulu dengan eluen pada wadah terpisah, kemudian campuran tersebut dimasukkan ke dalam kolom dengan cara bersamaan.

  1. Elusi

Tahapan terakhir dari kromatografi kolom dikenal dengan nama elusi. Proses ini mengalirkan campuran melalui fasa diam pada kolom menggunakan eluen atau fasa gerak. Hasilnya adalah pemisahan komponen campuran dari fasa diam.

Pemisahan komponen pada keseluruhan proses kromatografi kolom seperti pada prinsipnya didasarkan pada sifat kepolaran, ukuran, dan berat molekul yang dipisahkan. Hasil dari elusi akan ditampung pada wadah terpisah pada setiap fraksi.

Elusi dapat dilihat dari perbedaan warna yang dihasilkan oleh setiap komponen. Misalnya senyawa A terpisah menghasilkan warna hijau, dan pada komponen B menghasilkan warna merah.

Prinsip Kromatografi Kolom

Prinsip kerja dari kromatografi kolom didasarkan pada adsopsi komponen campuran dengan melihat afinitas yang berbeda-beda pada permukaan fasa diam. Prinsip kerjanya juga berdasarkan cara pemisahan senyawa cair dan padat. Substrat berasal dari fasa diam yang tidak larut dalam arti air, sementara fasa geraknya yaitu pelarut yang mengalir.

Kromatografi kolom memiliki prinsip kerja yaitu;

  1. Memisahkan komponen campuran yang didasarkan pada perbedaan interaksi antara fasa diam dan fasa gerak. Hal ini dilakukan apabila suatu campuran terdiri dari beberapa komponen, maka pada setiap komponennya memiliki struktur dan sifat yang khas pada masing-masing senyawanya.
  2. Mengetahuai tingkat keterpengaruhan dalam metode kromatografi kolom, yakni dengan kepolarandari senyawa serta berat dan ukuran molekuknya. Proses ini akan diketahui saat suatu komponen atau senyawa dalam kromatografi kolom memiliki kepolaran yang tinggi. maka saat itu fasa diam bersifat polar, dan akan terjadi interaksi yang cukup besar di antara komponen pada fasa diam. Bahkan akibat dari peristiwa tersebut adalah, komponen akan tertahan dalam waktu yang lebih lama pada fase diam ketika tiba pada proses elusi. Sementara komponen atau senyawa lain yang sifatnya lebih non polar akan lebih cepat ketika melewati fasa diam.
  3. Mentetahui perpengaruh pada proses kromatografi kolom yaitu dengan ukuran dan berat komponennya yang dipisahkan. Apabila dalam prosesnya menggunakan resin sebagai fasa diam, maka resin tersebut berperan menjafi media pemisah yang didasari oleh ukuran molekul resin. Kondisi ini terjadi ketika ukuran molekul dari komponen yang nantinya akan dipisahkan relatif besar, maka komponen tersebut akan sulit bergerak, dan menyebabkan komponen akan lebih lama pada fasa diam. Berlaku sebaliknya, apabila molekul berukuran kecil, akan lebih mudah bergerak. Sehingga komponen tersebut akan lebih cepat melewati fasa diam saat proses elusi.

Jenis Kromatografi Kolom

Berdasarkan pada jenis fasa diam dan fasa gerak kromatografi kolom, dibagi menjadi dua macam, yaitu;

  1. Kromatografi kolom fase normal, yaitu kromatografi kolom konvensional yang mana fasa diamnya ‘normal’ dan bersifat polar. Misalnya pada silika gel, sementara itu fasa geraknya bersifat non polar.
  2. Kromatografi kolom fase terbalik. Jenis kromatografi ini menggunakan kolom yang fasa diamnya bersifat non polar. Sementara itu fasa geraknya bersifat polar. Hal ini berkebalikan dengan fasa normal. Apabila kromatografi dikemas kering dalam keadaan vakum, maka metode ini disebut dengan kromatografi cair vakum.

Nah, demikianlah saja artikel yang bisa kami uraikan pada kalian tentang adanya tahapan yang menjadi proses kromatografi kolom, prinsip kerja, jenis, dan contohnya. Semoga mampu memberikan pemahaman untuk kalian yang sedang membutuhkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *