Pengertian Botol Pereaksi, Fungsi, dan Tips Menggunakannya

Diposting pada

BOTOL PEREAKSI

Pereaksi atau reagen merupakan suatu jenis bahan kimia yang beberapa diantaranya memiliki sifat yang berbahaya dan mudah rusak. Oleh karena itu penanganan berbagai bentuk bahan kimia jenis ini menjadi suatu hal yang sangat penting dalam laboratorium mengingat harga untuk beberapa jenis bahan kimia yang sangat mahal dan sulit untuk didapatkan.

Salah satu caranya adalah dengan melakukan penyimpanan secara tepat menggunakan botol pereaksi yang memanglah memiliki fungsi dan metode penggunannya sendiri.

Botol Pereaksi

Botol pereaksi yang juga dikenal dengan botol reagen merupakan suatu wadah yang terbuat dari kaca maupun plastik dan berfungsi sebagai media penyimpanan reagen atau bahan kimia.

Penggunaan botol reagen ini dapat melindungi isi botol yakni reagen kimia dari lingkungan luar yang dapat merusak ataupun mengkontaminasi bahan kimia tersebut. Botol pereaksi dapat digunakan untuk menyimpan bahan kimia yang memiliki fasa cair ataupun padatan serbuk.

Fungsi Botol Pereaksi

Botol pereaksi digunakan di alat laboratorium sebagai wadah untuk menyimpan bahan kimia. Botol ini memang dibuat untuk melindungi bahan kimia dari pengaruh lingkungan luar dimana jenis botol yang digunakan akan disesuaikan dengan jenis bahan kimia yang akan disimpan.

Umumnya terdapat dua jenis botol pereaksi yakni botol pereaksi bening dan juga botol pereaksi yang gelap. Penggunaan kedua jenis botol ini dapat disesuaikan dengan sifat reagen yang akan digunakan. Botol pereaksi bening digunakan pada bahan kimia umum yang tidak memiliki sensitivitas terhadap cahaya ataupun sinar UV sehingga tetap aman dan tidak akan rusak jika disimpan dalam botol bening.

Namun botol gelas dibuat khusus untuk bahan kimia yang sifatnya sensitif terhadap cahaya dan mudah rusak jika terkena cahaya. Beberapa jenis bahan kimia tersebut dapat mengalami reaksi oksidasi ketika terkena cahaya sehingga media penyimpanan untuk bahan ini tidak dapat menggunakan bahan bening. Oleh karena itu kita dapat menggunakan botol pereaksi gelap untuk menyimpan bahan ini.

Sifat dari botol pereaksi ini sama dengan sifat yang dimiliki oleh material gelas lainnya yakni dapat mengalami pemuaian dan penyusutan sesuai dengan perubahan temperatur. Ketika reagen dalam botol dipanaskan, maka leher botol akan memuai.

Namun ketika reagen didinginkan maka leher botol akan menyusut. Oleh karena itu kita harus memperhatikan hal ini untuk mencegah terjadinya penutup pada botol yang tidak dapat dibuka.

Beberapa jenis bahan kimia juga tidak disarankan untuk disimpan pada botol pereaksi kaca. Contohnya yaitu asam hidrofluorida dimana sifat dari asam ini mampu melarutkan material kaca. Oleh karena itu jangan simpan larutan HF menggunakan botol pereaksi kaca, namun pilih media penyimpanan lain yang menggunakan bahan plastik.

Selain itu, contoh bahan kimia lain yang tidak disarankan untuk disimpan dengan botol pereaksi kaca adalah jenis larutan basa kuat seperti NaOH dengan konsentrasi tinggi. Larutan basa kuat akan merusak bagian penutup dan leher botol sehingga penutup menjadi tidak dapat dibuka dari botol tersebut.

Tips Menggunakan Botol Pereaksi

Sangat sering ditemui kasus botol pereaksi yang sulit untuk dibuka tutupnya ketika digunakan untuk menyimpan bahan kimia. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuka botol pereaksi dalam kondisi tersebut.

  1. Menggunakan Air Panas

Cara pertama yang dapat dilakukan adalah meletakkan botol yang tertutup tersebut dalam air panas. Dengan menggunakan cara ini, diharapkan terjadi perbedaan temperatur antara bagian botol dengan bagian penutupnya dimana bagian botol memiliki temperatur yang lebih tinggi.

Hal ini memungkinkan bagian botol untuk lebih memuai dibandingkan tutup sehingga akan mudah untuk melepaskan tutupnya.

  1. Menggunakan Oven

Jika cara tersebut tidak berhasil, maka kita dapat melakukan pemanasan dengan lebih ekstrem yakni dengan memasukkan botol ke dalam oven. Namun pastikan bahwa bahan kimia yang disimpan didalamnya tahan terhadap panas dan memilik titik didih yang tinggi.

Ketika temperatur botol sudah naik maka kita dapat membuka penutupnya menggunakan bantuan sarung tangan tahan panas. Pastikan untuk tidak memanaskan botol terlalu lama untuk mencegah terjadinya penguapan pada arti bahan kimia di dalamnya.

  1. Menggunakan Palu

Cara terakhir yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan palu. Posisikan botol secara terbalik dan gunakan wadah dibawah botol untuk mencegah bahan kimia yang tumpah. Pastikan juga kita menggunakan sarung tangan untuk melindungi tangan dari bahan kimia.

Pukul bagian tutup botol ke arah bawah secara berkala dan dengan kekuatan yang tidak terlalu kuat untuk  mencegah botol pecah.

Demikian artikel lengkap yang bisa kami sajikan tentang pengertian botol pereaksi, fungsi, dan tips menggunakannya. Semoga melalui postingan yang kami hadirkan ini dapat bermanfaat bagi segenap pembaca yang sedang memerlukannya.

Gambar Gravatar
Aji Pangestu Adalah Mahasiswa Jurusan Kimia Yang saat ini Sedang Belajar serta Menyelesaikan Studi Pendidikan di salah Satu Kampus Negari Jawa Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *