Pengertian Indikator Asam Basa, Ciri, Syarat, dan 5 Contohnya

Diposting pada

indikator asam basa

Indikator asam basa menjadi komponen yang penting dalam manfaat kimia, hal ini karena sifat keasaman dan kebasaan suatu larutan dapat menjadi penentu bagaimana suatu reaksi dapat terjadi pada larutan tersebut. Asam basa juga banyak digunakan dalam proses analisa kuantitatif secara titrasi melalui titrasi asam basa.

Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui nilai pH dari suatu larutan. Salah satunya contohnya yaitu menggunakan indikator asam basa.

Asam Basa

Ada banyak teori dan pengertian asam basa yang telah dijelaskan oleh para ilmuwan. Secara umum, asam merupakan suatu senyawa yang ketika dilarutkan dalam air akan mengalami donor ion H+ dan memiliki pH kurang dari 7. Sedangkan basa adalah senyawa yang dalam air akan mendonorkan OH dan memiliki pH lebih dari 7.

pH merupakan parameter pengukuran dari tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Semakin tinggi nilai pH maka larutan tersebut memiliki tingkat kebasaan yang tinggi. Sedangkan semakin rendah nilai pH maka larutan itu semakin bersifat asam. Nilai pH 7 dapat kita temukan pada larutan netral seperti pada air.

Indikator Asam Basa

Indikator asam basa atau indikator pH merupakan suatu senyawa yang dapat mengalami perubahan warna dalam larutan sesuai dengan keberadaan H+ atau OH pada larutan tersebut.

Dengan kata lain bahwa suatu senyawa indikator asam basa akan mengalami perubahan warna sesuai dengan tingkat keasaman atau kebasaan larutan tersebut. Pada umumnya, untuk mengetahui keasaman atau kebasaan suatu larutan kita hanya membutuhkan sedikit jumlah senyawa indikator.

Ketika digunakan dalam suatu larutan, indikator asam basa akan mengalami perubahan secara signifikan dalam larutan asam maupun larutan basa. Beberapa indikator akan berubah dari satu warna ke warna lain, namun ada juga yang berubah dari berwarna menjadi tidak berwarna.

Prinsip Kerja Indikator Asam Basa

Prinsip kerja dari indikator asam basa yaitu berdasarkan prinsip reaksi asam basa. Jika suatu indikator bersifat asam lemah, maka larutan asam dan basa konjugasinya akan menghasilkan warna yang berbeda. Jika indikator adalah basa lemah, maka basa dan asam konjugasinya akan menghasilkan warna berbeda.

Secara umum, indikator bersifat asam lemah atau basa lemah (memiliki pH mendekati 7). Hanya jumlah kecil larutan asam atau basa yang ditambahkan dalam indikator dapat digunakan untuk menentukan pHnya. Indikator asam basa yang baik menghasilkan perubahan warna yang signifikan sesuai dengan pHnya sehingga memudahkan kita dalam mengevaluasi pH larutan yang kita uji.

Mekanisme reaksi indikator asam basa dalam air yaitu sesuai reaksi berikut.

Indikator + H2O ↔ H3O+ + Basa konjugasi dari indikator

Ciri dan Syarat Indikator Asam Basa

Ketika kita berbicara sebuah indikator asam basa, tidak semua zat dapat kita gunakan sebagai indikator asam basa. Namun kita juga dapat menemukan indikator asam basa di alam dan membuatnya sebagai penentu keasaman atau kebasaan suatu larutan.

Berikut ini ciri dan syarat indikator asam basa yang dapat digunakan. Antara lain;

  1. Memiliki kestabilan tinggi

Jika kita menggunakan suatu senyawa sebagai indikator asam basa, hal pertama yang harus dipenuhi yaitu senyawa tersebut adalah senyawa yang stabil. Dalam artian bahwa senyawa tersebut tidak mudah berubah dan rusak karena pengaruh luar.

Karena jika senyawa tersebut tidak stabil dan mudah rusak, maka ketika gunakan sebagai indikator asam basa hasilnya tidak akan optimal dan tidak akurat. Selain itu, senyawa indikator yang tidak stabil juga dapat menyebabkan perubahan nilai pH asli dari larutan.

  1. Memiliki perubahan warna signifikan

Indikator asam basa yang baik haruslah memiliki perubahan warna yang signifikan untuk larutan asam maupun basa. Ketika perubahan warnanya sangat tipis, hal itu akan menyusahkan kita untuk menentukan apakah suatu larutan bersifat asam atau basa.

Namun jika indikator itu memiliki perubahan warna yang signifikan untuk larutan asam dan basa, maka hal itu dapat memudahkan kita menganalisa keasaman dan kebasaan suatu larutan.

Contoh Indikator Asam Basa

Sebagai penjelasan lebih lengkap adapun contoh penerapan kimia, khususnya dalam mengalisis indikator asam basa. Antara lain;

  1. Indikator Alami

Indikator Alami

Jenis indikator asam basa yang pertama yakni indikator alami. Sesuai namanya, indikator ini terdapat di alam sehingga kita dapat membuatnya atau memanfaatkannya dengan mudah. Ada beberapa contoh bahan alami yang bisa kita gunakan untuk menguji keasaman atau kebasaan larutan.

Contohnya yaitu dengan menggunakan kol ungu sebagai indikator asam basa. Kol ungu dapat mengalami perubahan warna menjadi merah muda dalam asam dan biru muda dalam larutan basa. Kemudian kita juga dapat menggunakan kunyit sebagai indikator pH.

Kunyit mampu memberikan perubahan warna menjadi kuning dalam asam dan menjadi warna krem dalam basa. Bahan lain yang dapat digunakan yakni bunga bougenville dimana bunga ini akan menjadi berwarna merah muda dalam larutan asam dan menjadi berwarna nila dalam larutan basa.

  1. Kertas Lakmus

Kertas lakmus adalah salah satu jenis indikator yang banyak digunakan secara portable karena indikator asam basa jenis ini sangat murah dan mudah untuk digunakan. Kita hanya perlu mencelupkan kertas lakmus dalam larutan yang akan diuji.

Keasaman atau kebasaan suatu larutan dapat kita ketahui dari perubahan warna yang terjadi dalam kertas lakmus. Berikut ini adalah beberapa perubahan warna yang mungkin terjadi.

  1. Kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah dalam larutan asam dan larutan netral, namun akan berubah menjadi berwarna biru dalam larutan basa.
  2. Kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah dalam larutan asam, namun akan tetap berwarna biru dalam larutan basa dan larutan netral.

Untuk menguji keasaman dan kebasaan suatu larutan, kita hanya perlu menggunakan kertas lakmus dalam jumlah kecil.

  1. Indikator pH Universal

Indikator pH Universal

Indikator pH universal adalah contoh lain indikator asam basa yang juga banyak digunakan di laboratorium. Namun umumnya indikator pH universal lebih disukai dibandingkan kertas lakmus.

Hal itu karena indikator pH universal mampu memberikan nilai pH sesuai dengan pH larutannya berbeda dengan kertas lakmus yang hanya mampu menunjukkan keasaman atau kebasaannya saja. Oleh karena itu indikator pH universal memiliki akurasi yang lebih tinggi.

Indikator pH universal berbentuk kertas memanjang yang memiliki beberapa kotak warna berbeda dalam kertas indikatornya. Ketika kita celupkan dalam suatu larutan asam atau basa, maka warna pada kertas tersebut akan berubah sesuai dengan range pHnya.

Kita dapat mencocokkan perubahan warna tersebut dengan warna satandar yang terdapat dalam wadah indikator pH universal tersebut. Dalam setiap indikator pH universal pasti dilengkapi dengan range warna untuk pH 1-14 sehingga kita dapat mengetahui nilai pH dari suatu larutan.

  1. Larutan Indikator Asam Basa

Contoh jenis lain dari larutan indikator asam basa adalah larutan indikator. Indikator jenis ini banyak kita temui dalam proses titrasi asam basa. Pada umumnya, larutan indikator digunakan dalam titrasi untuk mengetahui titik akhir titrasi dan dimana titik ekivalen tercapai.

Larutan indikator dapat mengalami perubahan warna secara keseluruhan sehingga dengan indikator ini kita akan mendapatkan perubahan warna pada larutan yang diuji. Indikator ini memiliki trayek pH tersendiri untuk setiap jenisnya.

Sebagai contoh indikator fenolftalein (PP) yang umum digunakan dalam titrasi asam basa memiliki trayek ph 8,3-10 dengan perubahan warna bening menjadi merah muda. Lalu indikator metil jingga (MO) memiliki trayek pH 3.1-44 dengan perubahan warna merah kuning.

  1. pH Meter

Jenis indikator asam basa yang terakhir yaitu pH meter. Indikator pH dengan pH meter merupakan standar dalam suatu laboratorium kimia analitik. pH meter memiliki ketelitian dan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan jenis indikator asam basa yang lain.

Hal itu karena dengan pH meter ini kita dapat mengetahui secara detail nilai pH suatu larutan bahkan dengan ketelitian beberapa angka di belakang koma.

Prinsip kerja pH meter menggunakan elektroda untuk dicelupkan dalam larutan uji. pH meter bekerja dengan jumlah ion yang ada dalam suatu larutan untuk menentukan nilai pHnya. Penggunaan pH meter juga mudah karena hanya dengan memasukkan elektroda dalam larutan kita akan mengetahui pHnya secara detail.

Berbeda dengan indikator asam basa yang lain, indikator pH meter membutuhkan kalibrasi secara berkala supaya nilai pengukuran pHnya tetap akurat.

Demikian pembahasan lengkap yang bisa kami tuliskan serta bagikan tentang pengertian indikator asam basa, ciri, syarat, contoh, dan pemahasannya. Semoga melalui postingan ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi semua.

Gambar Gravatar
Aji Pangestu Adalah Mahasiswa Jurusan Kimia Yang saat ini Sedang Belajar serta Menyelesaikan Studi Pendidikan di salah Satu Kampus Negari Jawa Tengah.

2 komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *