Kita mengenal senyawa organik paling sederhana sebagai senyawa hidrokarbon alifatik. Senyawa ini menjadi senyawa yang paling banyak digunakan dan dapat ditemukan dengan mudah. Senyawa hidrokarbon alifatik ini juga paling banyak menjadi bahan pembahasan dalam materi kimia organik seperti alkana, alkena, dan alkuna.
Hidrokarbon Alifatik
Gas metana merupakan salah satu contoh senyawa organik golongan arti hidrokarbon alifatik yang paling sederhana. Tentu kita mengetahui bahwa gas metana merupakan jenis gas yang biaya digunakan secara komersial. Gas metana ini berasal dari salah satu fraksi minyak bumi.
Memang minyak bumi menjadi salah satu sumber besar dari berbagai jenis senyawa hidrokarbon organik saat ini. Oleh karena itu sebagian besar senyawa hidrokarbon alifatik bersifat mudah terbakar karena merupakan turunan minyak bumi.
Pengertian Hidrokarbon Alifatik
Senyawa hidrokarbon alifatik merupakan jenis senyawa kimia organik yang tersusun dari atom karbon dan hidrogen yang membentuk rantai baik itu linear, bercabang, maupun siklik dengan kadar hidrogen jenuh maupun tak jenuh.
Berbeda dengan senyawa hidrokarbon aromatik yang merupakan senyawa hidrokarbon siklik dengan ikatan rangkap yang berselang seling dan terjadi delokalisasi elektron phi. Dalam senyawa hidrokarbon alifatik, elektron bersifat terlokalisasi sehingga tidak terjadi pergerakan awan elektron maupun elektron phi meskipun terdapat ikatan rangkap dalam strukturnya.
Jenis Hidrokarbon Alifatik
Senyawa alifatik dapat berupa senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh. Tentu kita telah mengenal senyawa hidrokarbon alkana.
Senyawa tersebut termasuk ke dalam hidrokarbon alifatik jenuh karena dalam alkana hanya terdapat ikatan tunggal yang memungkinkannya mengandung hidrogen dengan jumlah yang banyak. Hidrokarbon alifatik jenuh memiliki ikatan dengan jenis kovalen. Senyawa ini umumnya bersifat inert di alam atau tidak mudah bereaksi bahkan dengan asam, basa ataupun reagen tertentu juga tidak bereaksi.
Sedangkan hidrokarbon tak jenuh terdapat dalam alkena dan alkuna. Kedua hidrokarbon alifatik ini memiliki ikatan rangkap dua maupun tiga sehingga jumlah kandungan hidrogen dalam strukturnya akan relatif lebih rendah.
Senyawa alifatik tak jenuh ini memiliki reaktivitas yang lebih tinggi dibandingkan senyawa hidrokarbon jenuh. Hal itu karena keberadaan ikatan rangkap yang memiliki elektron phi sehingga mudah bereaksi dengan reaktan lain. Meskipun demikian, ikatan kovalen pada hidrokarbon tak jenuh lebih kuat dibandingkan pada ikatan hidrokarbon jenuh.
Sifat Hidrokarbon Alifatik
Adapun untuk sifat dalam hidrokarbon alifatik, antara lain;
- Sebagian besar senyawa hidrokarbon alifatik bersifat mudah terbakar maka dari itu senyawa ini banyak digunakan sebagai bahan bakar.
- Senyawa alifatik dapat memiliki struktur siklik ataupun asiklik yang berarti dapat berbentuk cincin tertutup dari rantai karbonnya.
- Titik didih dan titik leleh senyawa alifatik ditentukan oleh banyaknya rantai cabang dalam strukturnya. Selisih elektronegativitas yang rendah antara karbon dan hidrogen membuat senyawa hidrokarbon alifatik bersifat non polar. Percabangan rantai pada senyawa alifatik akan mengurangi kontak dari setiap molekulnya. Jadi ketika suatu hidrokarbon alifatik memiliki rumus molekul yang sama, maka senyawa dengan jumlah cabang yang lebih banyak akan memiliki titik didih yang lebih rendah. Hal yang sama juga terjadi pada titik leleh.
- Kelarutan hidrokarbon alifatik sangat rendah pada air bahkan tidak dapat larut dalam air dan pelarut polar lainnya. Hal itu karena sifat non polar dari senyawa ini yang membuatnya hanya dapat larut dalam pelarut non polar seperti benzena atau dietil eter. Sesuai dengan prinsip “like dissolve like” dimana zat yang bersifat polar akan larut dalam pelarut yang bersifat polar sedangkan zat yang bersifat non polar akan larut dalam pelarut yang bersifat non polar pula. Oleh karena itu hidrokarbon alifatik disebut sebagai senyawa hidrofobik atau lipofilik.
- Umumnya senyawa alifatik memiliki massa jenis yang rendah sehingga akan berada di lapisan atas dalam campuran dengan air.
Contoh Hidrokarbon Alifatik dan Kegunaannya
Sedangkan contog dalam senyawa alifatik, diantaranya;
-
Metana
Seperti yang telah disinggung bahwa metana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik golongan alkana yang paling sederhana. Senyawa ini hanya terdiri dari satu atom karbon yang mengikat empat atom hidrogen dan memiliki rumus CH4.
Senyawa metana memiliki bentuk gas tak berwarna dan bersifat mudah terbakar. Metana banyak digunakan sebagai bahan bakar ataupun dalam pembangkit listrik.
-
Etilen
Etilen merupakan salah satu senyawa organik alifatik dengan jumlah yang paling banyak saat ini dan dapat diproduksi secara bersamaan dengan asetilen ataupun propilen.
Etilen merupakan salah satu gas yang termasuk dalam senyawa hidrokarbon alkena yang paling sederhana dengan rumus C2H4 dan memiliki satu ikatan rangkap dalam strukturnya. Etilen diproduksi secara alami oleh tumbuhan dimana senyawa ini menjadi salah satu hormon pada tumbuhan. Etilen berperan dalam menstimulasi pembentukan bunga, mematangkan buah dan menggugurkan daun.
-
Asetilen
Asetilen adalah senyawa golongan hidrokarbon alifatik alkuna yang paling sederhana. Senyawa ini terdiri dari dua atom karbon dan memiliki satu buah ikatan rangkap tiga yang menghubungkan kedua karbon tersebut.
Asetilen memiliki bentuk gas yang tak berwarna dan banyak digunakan sebagai bahan bakar dan juga raw material dalam sintesis bahan kimia tertentu. Kalsium karbida merupakan bahan kimia yang disintesis dari bahan awal asetilen.
-
Heksana
Heksana ataupun n-heksana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik alkana lainnya. Sesuai namanya, heksana memiliki rantai karbon dengan jumlah 6 atom karbon yang tersusun secara linear. Adanya huruf n didepan menandakan bahwa senyawa ini dalam keadaan normal atau tidak memiliki cabang.
Semua atom terikat dengan ikatan tunggal sehingga membuat kandungan karbon tinggi atau jenuh dengan rumus molekulnya C6H14. Senyawa ini diproduksi dari manfaat fraksi minyak bumi yang dicampurkan dengan pelarut tertentu.
Pada beberapa kasus, menghirup heksana dapat menyebabkan efek buruk seperti kerusakan saraf. Penggunaan n heksana paling banyak yaitu sebagai pelarut dalam laboratorium kimia ataupun dalam industri. Sifat yang dimiliki oleh senyawa ini yakni non polar membuatnya menjadi pelarut non polar yang umum digunakan. Namun, heksana juga sering digunakan dalam agen pembersih tertentu dalam bidang industri.
-
Butana
Contoh lain dari senyawa hidrokarbon alifatik jenuh atau alkana yakni senyawa butana. Senyawa ini memiliki rantai karbon berjumlah 4 karbon dengan masing masing terikat secara ikatan tunggal dengan rumus struktur C4H10. Butana memiliki bentuk gas, tidak berwarna dan tidak berasa, sangat mudah terbakar dan mudah untuk dicairkan dalam bentuk gas.
Kita dapat menemukan gas butana dengan mudah dalam korek api berbahan gas. Umumnya korek menggunakan gas butana dan mengubahnya ke dalam bentuk liquid atau cair sehigga kita akan melihat cairan dalam korek. Hal itu karena penggunaan tekanan tertentu pada tabung korek sehingga membuat butana berwujud cair.
Namun ketika kita memecahkan tabung tersebut sehingga tekanan menjadi normal, maka butana akan langsung berubah menjadi gas kembali. Butana juga digunakan dalam Liquified Petroleum Gas (LPG) yang sering kita gunakan untuk memasak di dapur.
-
Oktana
Oktana merupakan senyawa hidrokarbon alkana yang juga sangat banyak digunakan dalam kehidupan. Oktana memiliki karbon dalam rantai karbon dengan jumlah 8 karbon dengan ikatan tunggal sehingga akan memiliki rumus kimia C8H18. Oktana dapat ditemukan dalam bentuk struktur linear atau berabang sesuai isomernya.
Oktana menjadi bahan bakar yang paling umum digunakan pada kendaraan bermotor atau dikenal sebagai bensin. Tentu kita sangat sering menggunakan bensin dan bahkan kita juga bergantung dengan keberadaan bahan bakar ini. Mungkin kita sering mendengar istilah angka oktan pada bensin.
Angka oktan tersebut merupakan nilai perbandingan antara jumlah senyawa isooktana dengan heptana. Semakin besar angka oktan maka kandungan oktana akan semakin besar dan efeknya untuk mesin kendaraan lebih baik.
Kita telah mengetahui bahwa hidrokarbon dengan struktur yang bercabang memiliki sifat flamabilitas yang tinggi. Isooktana merupakan isomer dari oktana dimana strukturnya memiliki cabang sehingga tidak hanya dalam bentuk linear.
Dengan tingkat isooktana yang tinggi maka tingkat pembakaran dalam suatu mesin akan lebih mudah. Hal ini akan menyebabkan gerakan piston dalam mesin yang lebih halus. Maka dari itu kita disarankan untuk menggunakan bahan bakar dengan angka oktan yang tinggi dengan kata lain kandungan senyawa isooktana dalam bahan bakar tersebut tinggi.
Demikian artikel tentang pengertian hidrokarbon alifatik, macam, sifat, dan contohnya. Semoga saja melalui postingan yang kami hadirkan ini dapat memberi manfaat serta menambah pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian.