Prinsip Kerja Titrasi dan Rumusnya

Diposting pada

Prinsip Kerja Titrasi

Titrasi pada dasarnya dapat dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat pada mekanisme dalam proses pembentukannya. Hal ini terjadi misalnya ketika melibatkan reaksi asam basa maka disebut dengan titrasi asam basa, titrasi redoks melibatkan reaksi reduksi oksidasi, dan titrasi kompleksometri melibatkan pembentukan reaksi yang kompleks.

Dari banyaknya bentuk titrasi yang pasti dalam penerapan ilmu kimia memiliki kesamaan prinsip kerja serta rumus penghitungannya.

Titrasi

Titrasi jikalau dilihat dari konsep stoikiometri titrasi dibagi menjadi dua tipe dasar dalam teknik kimia analisis. Yang utama adalah analisis kualitatif, dimana komposisi berbentuk senyawa yang dibutuhkan untuk dapat menemukan tadikal pada garam.

Selanjutnya  yaitu analisis kuantitatif, yang fokus titrasinya terletak pada konsentrasi larutan-larutan kimia yang tidak diketahui.

Prinsip Kerja Titrasi

Prinsip kerja yang terjadi dalam analisis titrasi biasanya didasarkan pada suatu karakteristik reaksi kimia yang berasal dari larutan standar dengan larutan yang konsentrasinya belum diketahui. Misalnya saja untuk penggambaran dalam rumus titrasi asam basa yaitu;

xA + yB = hasil reaksi

Dari penjelasan yang dikemukakan, terdapat penjelasan tentang prinsip kerja yang terjadi. Yakni;

  • A merupakan larutan titran (penitrasi)
  • B adalah senyawa yang dititrasi
  • x serta y yaitu jumlah mol dari masing-masing larutan A dan juga B

Pada proses kerja titrasi, untuk mengetahui reaksi yang berlagsung sudah sempurna digunakan suatu larutan yang dinamakan larutan indikator. Larutan indikator senantiasa letaknya menyatu dan tercampur pada larutan yang di titrasi.

Agar proses titrasi berlangsung dengan baik, maka yang perlu dipahami harus memenuhi beberapa syarat. Yaitu;

  1. Reaksi yang terjadi antara titran dan analit berlangsung secara stoikiometri dan tidak menghasilkan efek samping
  2. Reaksi berlangsung dengan cepat, hal ditandai dengan perubahan pada indikator
  3. Reaksi harus berlangsung secara kuantitatif, yaitu kesetimbangannya mengarah pada pembentukan produk sehingga hasilnya dapat diukur dengan cara kuantitatif.
  4. Tahapan kerja terkahir, yakni pada titik ekuivalen tirtasi dan titik akhir reaksi yang terjadi pada proses titrasi, perubahan terhadap indikator pada reaksi harus diketahui dengan tajam

Prinsip kerja yang ada dalam titrasi harus dipergunakan rumus penghitungan indikator baik secara langsung maupun tidak langsung.

Cara Kerja Titrasi

Sedangkan mekanisme kerja dalam titrasi ini adalah sebagai berikut;

  1. Dalam penentuan zat yang tidak diketahui kadarnya, mula-mula kita harus mengenal sifat zat tersebut apakah asam atau basa. Kedua zat tersebut dapat diketahui dengan cara mengukur pHnya. Apabila zat sudah diketahui, maka setelahnya sudah dapat ditentukan larutan apa yang dapat digunakan dalam proses titrasi, apakah asam atau basa.
  2. Pada titrasi sampai yang diuji ditambahkan dengan larutan yang sudah diketahui kadarnya hingga secara perlahan hingga terjadi reaksi penetralan. Apabila pH menunjukkan nilai netral, menandakan bahwa semua sampel telah bereaksi dengan larutan yang digunakan untuk titrasi. Cara untuk mengukur pH larutan menggunakan pH meter, akan tetapi titrasi yang paling umum biasanya menggunakan indikator.
  3. Titrasi asam basa akan selalu melibatkan asam maupun basa sebagai titran atau titrat. Kadar larutan asam tidak ditentukan dengan menggunakan larutan asam, melainkan larutan basa. Berlaku kebalikannya, yaitu kadar larutan basa ditentukan dengan menggunakan  larutan asam.
  4. Larutan yang berperan sebagai titran akan ditambahkan secara bertahap tetes demi tetes hingga menjangkau keadaan baik titran dan titrat dapat bereaksi dengan tepat, titik ini disebut dengan titik ekuivalen. Titik ekuivalen ditandakan dengan terjadinya reaksi antara titran dan titrat.
  5. Titik ekuivalen dapat terjadi ketika konsentrasi asam jumlahnya sama dengan konsentrasi basa, atau titik ketika jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan. Sementara kondisi titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator, maka ketika kondisi ini disebut dengan titik akhir titrasi.

Nah, demikinalah artikel yang bisa kami kemukakan pada segenap pembaca berkenaan dengan prinsip kerja yang ada dalam titrasi dan rumus penghitungannya. Semoga memberikan wawasan bagi kalian semuanya yang sedang membutuhkan referensinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *