Sifat Pada Helium dan Penjelasannya

Diposting pada

Sifat pada Helium

Helium pada dasarnya merupakan salah satu bentuk unsur kimia yang termasuk dalam kategori gas mulia. Alasannya karena dalam sejarah penemuannya sendiri pertama kali helium bukan di Bumi, melainkan di Matahari. Meski disisi lain dalam helium memiliki sifat kelimpahan paling banyak kedua di alam semesta setelah ikatan hidrogen.

Oleh karena alasannya demikianlah helium senantisa membentuk sekitar 0,0005% atmosfer bumi. Dimana untuk jumlah jejak helium ini tidak terikat secara gravitasi ke bumi dan terus-menerus hilang ke luar angkasa. Penyebabnya karena helium atmosfer bumi digantikan oleh peluruhan unsur radioaktif di kerak bumi.

Helium

Definisi helium termasuk dalam kategori gas mulia atau gas lembam yang juga dikenal dengan inert. Artinya terdapat serangkaian unsur-unsur dalam Golongan 18 (VIIIA) dari tabel periodik, penyebabnya karena tidak bercampur secara teratur dengan jenis bahan kimia lain dan membentuk senyawa baru. Faktanya, tidak ada senyawa helium yang pernah dibuat.

Sifat Helium

Secara garis besarnya untuk sifat helium bisa dibedakan menjadi dua yaitu sifat fisik dan sifat kimia. Penjelasan sebagai berikut;

  1. Sifat fisik

Sifat fisik helium adalah sifat-sifat yang dapat diamati tanpa mengubah suatu zat menjadi zat lain. Sifat fisik merupakan sifat zat yang bisa diamati dengan indra kita seperti warna, bau, titik beku, titik didih, titik leleh, kepadatan, dan kekerasan.

  1. Sifat Kimia

Adapun untuk sifat kimia helium adalah karakteristik yang menentukan bagaimana unsur tersebut akan bereaksi dengan zat lain atau berubah dari satu zat ke zat lainnya. Semakin baik kita mengetahui sifat zat, semakin baik kita dapat memahaminya.

Sifat kimiawi hanya dapat diamati selama reaksi kimia. Reaksi terhadap zat dapat disebabkan oleh perubahan yang disebabkan oleh pembakaran, karat, pemanasan, ledakan, noda, dan lain-lain.

Berikut ini penjelasan dari beberapa sifat pada fisik dan kimia Helium:

  1. Tidak berwarna dan tidak berasa

Dalam hal ini tentusaja mencerminkan bahwa helium merupakan gas yang tidak berwarna. Namun, helium memiliki pancaran merah-oranye saat ditempatkan di medan listrik. Selain tidak berwarna, helium juga termasuk gas yang tidak berasa (tasteless).

  1. Berada dalam fase gas

Helium pada hakekatnya merupakan unsur yang berwujud gas. Ketika didinginkan helium akan mengembun menjadi helium cair. Helium cair adalah satu-satunya unsur yang tidak mengeras pada tekanan normal berapapun suhunya.

  1. Kepadatan/Densitas

Helium sejatinya kurang padat daripada gas lain yang diketahui kecuali hidrogen dan kepadatannya sekitar sepertujuh seperti udara. Alasannya karena dalam sejarah penemuannya sendiri Pierre Jules Cesar Janssen, seorang astronom Perancis, melihat garis kuning pada spektrum matahari saat mempelajari gerhana matahari total pada tahun 1868. Sir Norman Lockyer, seorang astronom Inggris, menyadari bahwa garis ini, dengan panjang gelombang 587,49 nanometer, tidak dapat diproduksi oleh elemen apa pun yang diketahui pada saat itu.

Sehingga ada hipotesis bahwa unsur baru di matahari bertanggung jawab atas emisi kuning misterius tersebut. Unsur yang tidak diketahui itu dinamai helium oleh Lockyer. Di Bumi, perburuan untuk menemukan helium berakhir pada tahun 1895.

  1. Viskositas

Viskositas adalah resistansi fluida (cair atau gas) terhadap perubahan bentuk, atau pergerakan bagian yang berdekatan relatif satu sama lain. Helium memiliki viskositas yang sangat rendah (resistansi terhadap aliran – lengket).

  1. Reaktivitas dengan air

Zat yang reaktif terhadap air adalah zat yang secara spontan mengalami reaksi kimia dengan air, karena sifatnya sangat mereduksi. Dalam kaitannya dengan reaktivitas tersebut, helium memiliki sifat yang kurang larut dalam air dibandingkan gas lainnya.

  1. Tidak beracun

Toksisitas adalah sejauh mana suatu zat kimia atau campuran zat tertentu dapat merusak suatu organisme. Terkadang kata tersebut kurang lebih identik dengan keracunan (poisoning) dalam penggunaan sehari-hari. Helium termasuk dalam kategori zat yang non-toxic atau tidak beracun.

  1. Kemudahan terbakar (Flammability)

Flammability adalah kemampuan bahan kimia untuk terbakar atau menyala, menyebabkan kebakaran atau pembakaran. Tingkat kesulitan yang diperlukan untuk menyebabkan pembakaran bahan kimia dihitung melalui pengujian api. Helium termasuk dalam kategori zat yang tidak mudah terbakar.

Contoh Penggunaan Helium

Adapun untuk contoh daripada penggunaan helium dalam kehidupan sehari-hari, antara lain;

  1. Penggisi Balon

Penggunaan pengisi balon bisa dilakukan dengan nitrogen, akan tetapi disini lain bisa juga dengan memanfaatkan helium. Alasannya tak lain karena selain rigan juga menghasilkan partikel yang disebut partikel alfa. Arti partikel alfa bisa menjadi atom helium setelah menangkap dua elektron dari sekitarnya. Helium yang baru terbentuk ini akhirnya dapat bekerja menuju atmosfer melalui retakan di kerak bumi.

Nah, itulah saja penjelasan yang bisa kami kemukakan pada semua pembaca berkenaan dengan sifat helium dan contoh penggunannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga saja mampu memberi wawasan untuk kalian yang membutuhkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *