Pengertian Limbah Cair, Ciri, dan Contohnya

Diposting pada

Limbah Cair Adalah

Limbah cair pada dasarnya menjadi salah satu bagian daripada element sisa yang tidak dapat dipergunakan secara maksimal. Limbah ini bisa berasal dari kegiatan industri seperti penyamakan kulit dan juga keperluan rumah tangga (domestik) misalnya saja adalah air leri ketika memasak nasi.

Meski menjadi bagian limbah yang berbahaya akan tetapi limbah ini memiliki karakteristik yang berbeda baik secara fisik, kimia, dan biologis dibandingkan dengan berbagai bentuk limbah padat.

Limbah Cair

Limbah cair menjadi salah satu bentuk limbah yang memiliki sifat dengan karakteristik jenis zat kimia dengan bentuk cair. Pengelolaan limbah ini dihasilkan dari berbagai kegiatan yang manusia ataupun hewan lakukan, sehingga sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Pengertian Limbah Cair

Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berbentuk cair dan dinilai tidak memiliki fungsi untuk dimaksimlakan lagi dalam berbagai industri.

Penghasil limbah ini seperti minyak atau lemak (FOG), oli bekas, lumpur, cairan pestisida, cairan rumah tangga berbahaya, dan lain-lain. Akan tetapi yang pasti cairan ini berbahaya atau berpotensi membahayakan kesehatan manusia atau lingkungan.

Pengertian Limbah Cair Menurut Para Ahli

Adapun definisi limbah cair menurut para ahli, antara lain;

  1. Environmental Protection Agency (EPA)/ Badan Perlindungan Lingkungan

Limbah cair adalah semua bahan limbah yang lolos definisi “cair“. Hal ini berarti bahwa bahan harus, “melewati filter 0,45 mikron pada perbedaan tekanan 75 psi,” menurut definisi cairan yang diberikan EPA juga memberikan kejelasan bahwa penghasil utama limbah cair adalah hewan dan manusia karena ekskresi alami limbah dibuang ke saluran pembuangan dan saluran limbah.

Ciri Limbah Cair

Karakteristik yang ada dalam limbah cair, antara lain;

Fisik

Meliputi;

  1. Padatan

Air limbah mungkin mengandung partikel material padat yang terbawa arus. Hal ini tentusaja memungkin padatan mengendap atau padatan tersuspensi. Padatan yang mengendap tenggelam ke dasar (mengendap) saat kecepatan aliran berkurang, misalnya saat air limbah disimpan di tangki.

Padatan tersuspensi adalah arti partikel kecil yang tetap tersuspensi di dalam air itu tidak larut dalam air limbah tetapi terbawa ke dalamnya.

Kandungan padatan dapat diukur dengan menyaring dan menimbang padatan dalam volume air tertentu. Prosedur laboratoriumnya adalah dengan menimbang kertas saring, menuangkan air dengan volume terukur melalui kertas tersebut, kemudian mengeringkannya dan menimbangnya kembali. Perbedaan massa sama dengan massa zat padat yang dapat dinyatakan dalam miligram zat padat per liter air.

  1. Suhu

Air limbah umumnya lebih hangat daripada suhu lingkungan. Hal ini karena air hangat atau panas dapat dimasukkan ke dalam aliran pembuangan dari berbagai aktivitas limbah domestik seperti mandi atau dari pengolahan industri.

  1. Bau

Air limbah bisa berbau, biasanya karena terbentuknya gas sebagai akibat dari biodegradasi dalam air limbah. Biodegradasi adalah penguraian (penguraian) zat organik oleh bakteri dan mikro-organisme lainnya.

Bahan organik adalah zat yang berasal dari organisme hidup, seperti limbah manusia dan hewan, limbah makanan, kertas, dan limbah pertanian. Mendeteksi bau cenderung menjadi proses subyektif tetapi dimungkinkan untuk mengukurnya dalam satuan bau.

Kimiawi

Meliputi;

  1. Bahan organik

Air limbah dari berbagai sumber mengandung berbagai jenis senyawa organik, yang sering menjadi penyebab pencemaran di permukaan air. Jika bahan organik dilepaskan ke sungai atau danau, bakteri dan mikro-organisme lain yang secara alami ada di air tawar akan menguraikan limbah dan dalam prosesnya mereka menggunakan oksigen terlarut dari air.

Jika ada banyak bahan organik, maka sebagian besar atau semua oksigen terlarut dapat habis, sehingga menghilangkan bentuk kehidupan lain di air dari unsur penting ini. Oksigen yang diambil untuk menurunkan bahan organik disebut sebagai kebutuhan oksigennya. Ini dapat ditentukan dengan ukuran yang disebut biochemical oxygen demand (BOD).

Tes BOD dilakukan di laboratorium dan melibatkan pengukuran jumlah oksigen yang digunakan, biasanya selama lima hari, saat bahan organik dalam air limbah terurai. Hasilnya adalah jumlah oksigen yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik dalam air limbah, yang dinyatakan dalam miligram per liter.

Ada juga metode kimiawi untuk menentukan kuantitas bahan organik yang disebut uji chemical oxygen demand (COD). Tes ini jauh lebih cepat daripada tes BOD, hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk melakukannya. Ini tergantung pada oksidasi kimiawi bahan organik daripada degradasi biologis. Ini melibatkan merebus sampel air limbah dengan campuran asam pekat dan sejumlah oksidator terukur untuk mengoksidasi bahan organik. Jumlah zat pengoksidasi yang tersisa pada akhir pengujian diukur.

Jumlah yang telah habis setara dengan jumlah bahan organik dalam sampel. Hasilnya kembali dinyatakan dalam mg l-1. COD cenderung memberikan hasil yang lebih tinggi daripada BOD karena proses kimiawi dapat mengoksidasi material lebih banyak daripada proses biologis.

  1. Bahan anorganik

Air limbah juga mengandung bahan kimia anorganik. Hal ini berarti zat apa pun yang tidak berasal dari hewan atau tumbuhan, sehingga mengandung berbagai bahan kimia yang berbeda serta zat padat lembam seperti pasir dan lumpur.

Banyak jenis bahan kimia anorganik yang terlarut di dalam air dan meskipun sebagian tidak berbahaya, sebagian lainnya merupakan polutan yang dapat merusak kehidupan akuatik seperti ikan dan organisme lain yang hidup di air.

Salah satu contohnya adalah amonia (NH3) yang terdapat pada kotoran manusia dan hewan. Seperti bahan organik, amonia diuraikan di lingkungan melalui proses alami. Jika amonia dilepaskan ke sungai, ia diubah oleh aksi bakteri menjadi nitrat (NO3), yang kurang berbahaya.

Konversi alami amonia menjadi nitrat ini membutuhkan sifat oksigen dan dibatasi jika jumlah amonia berlebihan. Contoh lain bahan kimia anorganik dalam air limbah adalah klorida (dari arti garam), fosfat (dari pupuk kimia dan dari kotoran manusia dan hewan), dan senyawa logam (dari operasi penambangan atau pabrik pelapisan logam).

Biologis

Dalam karakteristik biologis limbah cair ini mengandung berbagai jenis bakteri dan mikroorganisme lain yang berasal dari limbah manusia dan sumber lain. Banyak dari bakteri ini menguntungkan dan bertanggung jawab atas biodegradasi komponen organik dari limbah yang lain mungkin patogen.

Keberadaan bakteri dalam air limbah merupakan hal yang wajar dan diharapkan, namun menjadi masalah jika limbah tidak disimpan terpisah dari manusia atau jika mencemari air bersih atau makanan.

Pengelolaan dan pembuangan yang aman dari setiap limbah yang mengandung kotoran manusia adalah aspek terpenting dari sanitasi dan kebersihan dan sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit menular.

Contoh Limbah Cair

Sedangkan untuk contoh limbah cair, misalnya saja;

  1. Rumah Tangga

Dalam contoh limbah yang dihasilkan rumah tangga dengan berbentuk cair misalnya saja air cucian piring atauun gelas. Dimana arti air ini bisanya dibuang begitu saja pada lapisan tanah tanpa adanya pengelolaan serta pemaksimalah lebih bagus, padahal di dalamnya terdapat pembersih yang sejatinya memiliki nilai kebahayaan tertentu.

  1. Industri

Dalam contoh limbah industri dengan berbentuk cair misalnya saja seperti proses pengelolaan penyamakan kulit yang mana penyamakan ini bisanya dilakukan dalam jumlah banyak, sehingga air yang awalnya berwarna jernih menjadi keruh.

Nah, demikinalah artikel yang bisa kami ulaskan pada segenap pembaca berkenaan dengan pengertian limbah cair menurut para ahli, ciri, dan contohnya yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga memberi wawasan bagi kalian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *