7 Fungsi Pipa Kapiler dan Penjelasannya

Diposting pada

Fungsi Pipa Kapiler

Dalam sebuah alat laboratorium kimia, apapun jenisnya sudah tentu akan ditemukan berbagai peralatan termasuk pipa kapiler yang memiliki fungsi secara spesifik. Kegunaan dari setiap pipa kapiler ini sejatinya harus dipelajari lebih dulu sebelum menggunakannya, agar dapat dimanfaatkan secara tepat dan tidak mengakibatkan hal yang berbahaya.

Selain itu mengenal fungsi pipa kapiler yang ada pada alat laboratorium kimia tentusaja membuat kita akan lebih mudah ketika menggunakannya.

Pipa Kapiler

Pipa kapiler adalah komponen pipa dengan diameter terkecil dibandingkan jenis pipa lainnya. Biasanya pipa kapiler ini digunakan sebagai aliran refrigrant pada pendingin sejenis ac, freezer, dan kulkas. Selain sebagai alat pendingin, pipa kapiler juga dimanfaatkan pada laboratorium.

Fungsi Pipa Kapiler

Setidaknya terdapat tujuh fungsi pipa kapiler baik dalam kegiatan laboratorium maupun pada alat pendingin yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain;

  1. Berfungsi menurunkan tekanan
  2. Dapat merubah bentuk wujud gas menjadi bentuk cairan
  3. Berperan dalam mengatur cairan pada refrigerant yang asalnya dari pipa kondensor
  4. Pipa kapiler juga digunakan untuk menentukan titik lebur pada suatu zat
  5. Berperan menentukan titik leleh suatu zat
  6. Pipa kapiler berfungsi mengubah panas
  7. Digunakan untuk menghisap gas dari evaporator

Ciri Pipa Kapiler

Pipa kapiler umumnya memiliki ciri khas, yang membedakan dengan alat lainnya. Yaitu;

  1. Ukuran diameter yang berkisar antara 0,8 mm sampai dengan 2 mm
  2. Ukuran panjang pipa kurang lebih sepanjang 1 meter
  3. Ukuran lubang pipa kapiler hampir mirip dengan sebatang jarum, seringkali mengalami kebuntuan karena tersumbat partikel kotoran dan rentan patah

Cara Kerja Pipa Kapiler dan Pemanfaatannya

Adapun untuk cara kerja pipa kapiler dalam pemanfaatnya, antara lain;

  1. Kulkas dan AC

Pipa kapiler pada kulkas ukurannya lebih kecil dibandingkan pipa kapiler pada AC. Ukuran dari pipa kapiler memengaruhi masalah kebuntuan pada bagian lubang pipa, ukuran yang lebih kecil rentan mengalami kebuntuan akibat kotoran yang ikut terbawa oleh freon. Umumnya partikel yang menghambat secara alami berasal dari bubuk besi yang tercampur dengan oli, butiran tersebut berwarna keperakan.

Ketika freon dipompa, maka oli yang sudah tercampur oleh kotoran akan ikut terbawa sirkulasi. Bubuk besi yang berukuran besar akan terjaring oleh filter, namun yang lebih halus tidak akan tersaring sehingga masuk ke pipa kapiler, menuju evaporator, dan kembali masuk ke kompresor.

Proses kotoran melewati lubang pipa kapiler terus tejadi, sehingga mengakibatkan kotoran akan membentuk lapisan pada dinding pipa kapiler sehingga pipa mengalami kebuntuan.

Pipa kapiler yang biasa digunakan pada pendingin biasanya ditempatkan dengan digulung melingkar agar menghemat penggunaan tempat, serta mamanfaatkan mal kapasitor bekas agar ketika digulung tidak berubah menjadi pipih.

  1. Alat Laboratorium Kimia

Pipa kapiler yang umumnya digunakan pada laboratorium terbagi menjadi dua jenis, antara pipa untuk mengubah panas atau heat excharger, dan pipa untuk menghisap gas yang berasal dari evaporator.

Di dalam laboratorium pipa kapiler merupakan benda dengan diameter terkecil diantara alat-alat laboratorium lainnya yang terbuat dari kaca ataupun gelas padat. Karakteristik utama dari pipa kapiler yaitu tahan akan panas. Pada pendingin apabila pipa kapiler sekali terpasang di dalam sistem, maka tidak akan diubah atau diatur kembali. Maka dalam penempatannya harus tepat.

Pipa kapiler yang digunakan pada laboratorium memiliki bentuk yang menyerupai huruf L yang terletak pada saluran bagian tengah pipa. Sama seperti alat laboratorium lainnya, pipa kapiler juga memiliki cara khusus dalam penggunaannya.

Adapun cara kerja yang dilakukan untuk menggunakan pipa kapileryaitu dengan menegakkan pipa dibantu oleh klem dan statif. Setelah pipa terletak tegak, maka larutan yang akan diuji baik titik leleh atau titik leburnya dapat dimasukkan ke dalam pipa. Untuk menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk senyawa meleleh dapat digunakan stopwatch, lalu hasil waktunya dicatat. Selain itu, bunsen diarahkan ke bagian bawah dari pipa kapiler.

Tongkat statif yang telah disebutkan dapat membantu penggunaan pipa kapiler dengan membuatnya lebih tegak. Selain digunakan pada pipa kapiler, statif juga menjadi alat bantu pada buret, corong pisah, corong biasa, dan alat laboratorium lainnya. Adanya statif tidak terpisah dari klem atau penjepit yang dipasang. Klem dan statif berguna untuk membantu menyangga benda misalnya pipa kapiler.

Karena pipa kapiler memiliki ukuran yang sangat kecil, maka untuk membersihkannya dapat digunakan larutan asam. Setelah digunakan, pipa kapiler perlu disimpan sesuai pedoman standar laboratorium. Penyimpanan alat-alat laboratorium sesuai standar pedoman, dilihat berdasarkan beberapa prinsip yaitu kemudahan, kerapian, keamanan, efektivitas pengoperasian alat, efisiensi, dan keterawatan.

Prinsip Pipa Kapiler

Sedangkan untuk menyimpan pipa kapiler harus memenuhi tiga prinsip utama. Yaitu;

  1. Keamanan agar pipa kapiler selalu aman dari kerusakan yang dapat mengurangi kualitas bahkan menghilangkan fungsi dari pipa kapiler itu sendiri. Prinsip keamanan pada penyimpanan pipa kapiler termasuk menjaganya dari risiko pencurian pipa tersebut
  2. Mencakup kemudahan ketika pipa dicari saat ingin digunakan dan kemudahan ketika mengambilnya dari tempat penyimpanan
  3. Prinsip penyimpanan pipa kapiler saling berkaitan dan harus benar-benar dijaga agar ketika alat tersebut akan digunakan dapat berfungsi secara optimal tanpa adanya kerusakan atau hambatan seperti sumbatan pada pipa

Itulah tadi artikel yang bisa kami kemukakan pada semua kalangan terkait dengan fungsi pipa kapiler, ciri, cara kerja, dan prinsip-prinsip yang harus diapahmi. Semoga memberikan wawasan untuk kalian yang sedang membutuhkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *