Pada faktanya berbagai jenis limbah anorganik ini membutuhkan waktu hingga 500 tahun untuk dapat terurai dan kenyataan inilah maka hasilnya bisa berdampak buruk bagi manusia. Oleh karena itulah banyak pihak yang senantiasa menyarakan untuk memilah dan membedakan mana yang termasuk limbah anorganik dan limbah mana yang termasuk limbah organik.
Pengetahuan ini menjadi penting, karena berbagai jenis limbah anorganik tidak ramah lingkungan berbeda denga kondisi yang ada dalam limbah organik.
Limbah Anorganik
Limbah anorganik adalah jenis sampah yang tidak mengandung senyawa organik melainkan mengandung berbagai jenis bahan kimia yang berasal dari mineral. Sehingga limbah ini pada umumnya sangat sulit diurai oleh mikroorganisme. Misalnya saja seperti kaca, kaleng aluminium, debu, dan logam adalah beberapa contoh limbah anorganik.
Limbah anorganik tetap bebas dari pembusukan, oleh karena itulah dalam proses pembuangan dapat menjadi tantangan. Mengurangi konsumsi, penggunaan kembali, dan daur ulang adalah solusi yang mungkin untuk mengatasi jenis limbah ini.
Contoh Limbah Anorganik
Berikut ini beberapa contoh limbah anorganik yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari kita, antara lain:
-
Plastik
Limbah plastik merupakan benda-benda yang terbuat dari plastik dan menumpuk di lingkungan sehingga dapat berdampak buruk bagi satwa liar, habitat satwa liar, dan manusia.Kondisi ini juga mengacu pada sejumlah besar plastik yang tidak didaur ulang dan berakhir di TPA. Tiga perempat yang tidak didaur ulang masuk ke lingkungan, mencemari lautan kita dan menyebabkan kerusakan ekosistem.
-
Low density polyethylene dan low linear density polyethylene
Low density polyethylene (LDPE) dan low linear density polyethylene (LLDPE) merupakan jenis plastik pertanian yang digunakan untuk membuat kantong silase dan jerami, penutup bunker silo, penutup rumah kaca, film mulsa, dan produk fleksibel lainnya.
-
High density polyethylene
High density polyethylene (HDPE) merupakan jenis plastik pertanian yang terbuat dari polimer termoplastik yang dihasilkan dari monomer ethylene. Jenis plastik pertanian ini digunakan dalam wadah pestisida dan pot pembibitan.
-
Polystyrene
Polystyrene (PS) merupakan jenis plastik pertanian yang berupa polimer hidrokarbon aromatik sintetis yang terbuat dari monomer yang dikenal sebagai stirena. Polistiren bisa padat atau berbusa. Alat-alat ini biasanya digunakan dalam wadah pembibitan.
-
Polypropylene
Polypropylene (PP) merupakan salah satu jenis polimer termoplastik yang digunakan dalam berbagai macam aplikasi, termasuk dalam pertanian, yang biasanya digunakan dalam pot pembibitan, penutup baris dan terpal anyaman.
-
Tas kresek
Tas kresek juga terbuat dari plastik. Untuk meningkatkan kebermanfaatan limbah plastik yang berupa tas kresek, ada penelitian yang dilakukan oleh salah satu dosen Universitas Yudharta Pasuruan, Wisma Soedarmadji yang mencoba untuk menangani limbah kantong kresek untuk dijadikan batako dan asbak rokok.
-
Logam besi
Besi merupakan salah satu jenis limbah alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga limbah dalam arti besi merupakan limbah yang sangat berharga. Sangat penting untuk mengumpulkan besi bekas dan mendaur ulangnya.
Selain fakta bahwa ini merupakan rekursi alami yang tidak dapat diperbarui adalah bahwa penggunaan sekunder besi sangat penting, karena dengan mendaur ulang limbah besi menghemat 74% energi dibandingkan dengan proses pembuatannya dari bijih.
-
Limbah baja
Baja adalah komoditas serbaguna yang memainkan peran utama dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kaleng makanan, wadah rumah tangga, mobil, dan gedung perkantoran. Baja merupakan kategori ikatan logam terbesar di limbah padat perkotaan/ municipal solid waste (MSW) dan aliran limbah industri. Baja sejak lama telah menjadi bahan daur ulang di seluruh dunia.
Limbah padat di pabrik baja merupakan produk sampingan penting yang dihasilkan selama berbagai langkah pemrosesan yang terlibat dalam produksi besi dan baja. Limbah padat yang dihasilkan oleh pekerjaan besi dan baja terintegrasi menyebabkan pencemaran lingkungan dan oleh karena itu harus dibuang.
-
Pecahan kaca
Kaca termasuk limbah padat yang biasanya digunakan untuk wadah seperti botol minuman, toples untuk makanan, kosmetik dan produk lainnya. Kaca dapat di daur ulang. Akan tetapi, agar bisa didaur ulang, limbah kaca harus dimurnikan dan dibersihkan terlebih dahulu dari kontaminasi.
-
Air deterjen
Deterjen adalah tata nama senyawa organik yang memiliki sifat polar dan non-polar. Deterjen dapat memiliki efek beracun pada semua jenis kehidupan air jika tersedia dalam jumlah yang berlebihan, dan ini termasuk deterjen yang dapat terurai secara hayati.
Semua deterjen menghancurkan lapisan lendir luar yang melindungi ikan dari bakteri dan parasit; ditambah lagi mereka dapat menyebabkan kerusakan parah pada insang.
Kebanyakan ikan akan mati jika konsentrasi deterjen mendekati 15 bagian per juta. Konsentrasi deterjen serendah 5 ppm akan membunuh telur ikan. Deterjen surfaktan terlibat dalam penurunan kemampuan perkembangbiakan organisme air.
-
Sisa sabun mandi
Pada umumnya, sabun mandi yang kita gunakan dibuat dari bahan-bahan kimia sehari-hari yang mengandung deterjen dan paraben. Deterjen dan paraben dinilai sebagai kandungan yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit. Selain itu, secara air bilasan sabun secara perlahan bisa merusak sanitasi dan ekosistem biota yang hidup pada aliran air.
-
Kaleng alumunium
Aluminium adalah logam yang lembut, tahan lama dan ringan, terbuat dari bijih bauksit yang ditambang dari bumi. Membuat kaleng dari aluminium untuk menyimpan minuman ringan dan jus adalah salah satu fenomena yang umum digunakan karena dibutuhkan lima ton bauksit untuk membuat satu ton kaleng aluminium saja.
Banyak produk makanan dan minuman yang dikemas dalam kaleng yang terbuat dari aluminium atau baja dan kedua bahan ini dapat dengan mudah didaur ulang setelah kita selesai menggunakannya untuk membuat kaleng baru atau produk lain yang sesuai.
Kita perlu memahami bahwa semua kaleng aluminium 100% dapat didaur ulang. Diperlukan waktu hingga 500 tahun agar kaleng aluminium terurai.
-
Limbah tekstil
Aliran limbah tekstil terdiri dari limbah pra-konsumen (atau pasca-industri), dan limbah pasca-konsumen. Limbah pra-konsumen termasuk bahan yang dihasilkan selama pemrosesan industri tekstil oleh produsen yang tidak pernah sampai ke konsumen (sisa, bahan yang rusak atau cacat, sampel).
Limbah pasca-konsumen termasuk produk-produk yang digunakan pada akhirnya, seperti barang-barang yang dikembalikan atau dibuang oleh konsumen. Rata-rata, sekitar 15% kain yang digunakan dalam produksi garmen dipotong, dibuang, dan disia-siakan dalam proses tersebut, yang berkontribusi pada limbah pasca industri.
-
Tutup botol
Tutup berbagai jenis botol minuman atau wadah makanan pada dasarnya dapat menimbulkan bahaya lingkungan yang signifikan, hal ini karena ukurannya cukup kecil untuk dicerna oleh satwa liar dan juga terurai menjadi mikroplastik jika dibiarkan di lingkungan.
-
Limbah minyak
Limbah minyak berasal dari hasil buangan eksplorasi produksi minyak bumi, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan minyak pada kapal laut, yang bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, mengakibatkan infeksi, dan bersifat korosif.
-
Styrofoam
Styrofoam adalah merek dagang yang diberi nama untuk senyawa kimia yang disebut polistiren. Polistiren adalah plastik berbahan dasar minyak bumi yang terbuat dari monomer stirena. Styrofoam tidak rusak seiring waktu. Styrofoam dapat dihancurkan jika dibakar pada suhu yang sangat tinggi, hanya menghasilkan sedikit air dan karbon sebagai produk sampingan.
Namun jika dibakar dalam api biasa dan bukan di insinerator khusus, itu akan melepaskan polutan seperti karbon hitam dan karbon monoksida. Tidak diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan polistiren untuk terurai. Beberapa ahli memperkirakan penguraian Styrofoam hingga 500 tahun, dengan pilihan daur ulang terbatas.
-
Pecahan keramik
Limbah pecahan merupakan limbah anorganik padat yang berasal dari aktivitas pabrik keramik atau pekerjaan konstruksi bangunan. Ada salah satu penelitian yang mencoba menggunakan limbah pecahan keramik sebagai pengganti agregat kasar dalam campuran beton.
-
Ban bekas
Ban bekas merupakan ban yang tidak lagi dipasang pada kendaraan dan tidak lagi sesuai untuk digunakan sebagai ban kendaraan karena keausan, kerusakan, atau penyimpangan dari spesifikasi asli pabrikan. Ban bekas bisa didaur ulang dengan mengolahnya menjadi serbuk ban dan menjadi berbagai bahan baku aneka produk berbahan karet.
-
Barang elektronik
Barang elektronik rusak yang menjadi sampah atau limbah elektronik ( E-Waste) berbahaya bagi masyarakat, sehingga kita harus berhati-hati ketika akan membuangnya. Beberapa komponen peralatan listrik dan elektronik bekas maupun limbahnya memerlukan pengelolaan yang memenuhi syarat, sebab mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).
Setiap E-Waste memiliki kandungan bahan beracun seperti komponen logam berat, seperti merkuri, timbal, kromium, kadmium, arsenik, dan lainnya.
-
Pembuangan pestisida
Di dalam kehidupan ini sangat banyak label pestisida memiliki petunjuk pembuangan yang benar. Jika pestisida tidak dapat digunakan sesuai label karena sudah terlalu tua atau tidak legal lagi penggunaannya, pestisida tersebut termasuk limbah berbahaya.
Demikinalah tadi artikel yang bisa kami kemukakan pada segenap pembaca berkenaan dengan berbagai contoh limbah anorganik yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga memberi edukasi bagi kalian semuanya.